“Ngapain ke candi? Lah cuma batu, gitu-gitu doang”
Rata-rata orang bakal dapet tanggepan gitu kalau ditanya mau jalan
kemana dan jawabnya ke candi. Tapi sebenarnya candi nggak gitu-gitu doang kok.
Candi itu rapih, simetris dan sistematis. Selalu photogenic dari manapun angle
pengambilannya. Apalagi ditabrakin sama langit dan landscape yang kece. Ooowwsem!
Beberapa waktu lalu, setelah kira-kira 2.716 abad nggak jalan,
akhirnya saya punya kesempatan buat explore cecandian yang ada di sekitar
Kecamatan Prambanan. Bisa dibilang ini adalah daerah seribu Candi. Buanyaaakk
banget candi pating tlecek
disana-sini. Dari Solo saya dan partner berangkat jam 06.30. Sepagi itu tentu
saja kami nggak sempat sarapan, bangun pagi aja susah. Dan as usual, soto
adalah makanan wajib kemanapun kami pergi.
Done full up calories, explore dimulai. Berbekal GPS beneran dan GPS manual, Global Positioning System dan Gunakan Penduduk Setempat, kami jalan
selow.
1st hit, Candi Ratu Boko
Sama sekali nggak susah jalan ke Boko ini. Dari Jl.
Solo-Jogja ketemu Candi Prambanan ambil arah timur ke Jl Piyungan, lurus aja sampai
nemu papan penunjuk. Udah, tinggal ngikutin tulisan, nyampe. Karena masih pagi,
Boko masih sepi. Dan karena masih sepi, kami nggak bisa ngikutin arus
pengunjung, alhasil, kami parkir di tempat yang salah. Udah rapi beberes dan
siap buat pose cantik, eh dateng si Bapak petugas nyamperin.
“Selamat pagi, dari mana ini Mba?” tanya si Bapak
“Dari Solo, Bapak…” jawab kami manis
“Oh dari Solo… Mohon maaf ya, untuk parkir pengunjung di
sebalah sana. Disini parkir untuk staff dan karyawan. Karena Mba cewek, saya
tegur belakangan. Kalau cowok sudah saya peringatkan dari pintu masuk tadi
langsung saya suruh naik ke atas,” kata si Bapak ngejelasin sambil mesem2.
Kemudian kami malu, wajah kami merona. Karena merona, kami jadi cantik, kayak barbie…. Etapi si Bapak kok main gender gitu ya, kan kami merasa nggak di-emansipasi-in jadinya. Apa karena kami kayak Barbie jadinya si Bapak nggak tegaan? *abaikan
Jumpa lagi dengan Boko, saya nggak bosen. Segalanya telah berubah. Terakhir kesini Boko masih dalam tahap renovasi, candinya belum sempurna dan taman di jalan masuknya juga masih biasa. Tapi sekarang semuanya udah cakep banget. Dengan HTM yang masih sama, Rp 25.000 per orang, Boko sekarang makin elegan.
![]() |
Menuju candi |
![]() |
Dari Candi |
![]() |
Landscape Candi Ratu Boko |
![]() |
Triple |
![]() |
Ini indah banget aselik |
![]() |
Jajan pasar tetep eksis |
![]() |
Masa lalu memang baiknya dibiarkan terbengkalai |
Puas dengan Boko, kami lanjut ke Candi Ijo, nggak jauh dari Boko. Keluar dari jalan sempit perkampungan, ketemu
perempatan jalan besar, lurus aja terus dan ikuti penunjuk. Oh ya,
papan penunjuk Candi Ijo ini nggak besar, cuma berupa semacam kayu warna hitam
dengan tulisan kecil, mirip kayak papan nama gang di perumahan. Jadi musti
pasang mata bener-bener atau simak GPS atau paling ampuh tanya penduduk
sekitar.
Di tengah perjalanan menuju Candi Ijo, kami menemukan
papan penunjuk bertuliskan Candi Barong. Penasaran, kami ikutilah arah papan
itu. Setelah masuk jalan persawahan sempit yang rusak, kira-kira 200 m, kami
nemu perempatan. Di perempatan itu nggak ada papan penunjuk sama sekali kemana
arahnya Candi Barong, GPS juga blank dan nggak ada satupun penduduk di sekitar situ,
asli sepi gilak, dan horor. Karena takut terbegal, kami putar balik.
Di tengah jalan (lagi), tiba-tiba partner histeris sambil ngerem mendadak, “Eh itu apaan coklat-coklat,” dengan nada suara tinggi dan mupeng. Saya yang nggak ngerti coklat apaan yang dimaksud entah Tobleron entah Coklat Jago, bengong aja sambil celingukan, "Coklat apaan sih?"
Tebing Breksi
Ternyata coklat-coklat yang dia maksud adalah semacam tebing bebatuan. Gagah mampus boook! Sampai di area terbuka yang kayak lahan proyek, kami cuma bisa bilang “wuahh wuoohhh waaooww”. Beyond expectation. Niat kami cuma explore Candi, dibonusin beginian juga.
![]() |
MAHAMEGAH |
![]() |
Ala-ala anak proyek |
![]() |
Sakjane, kalo diedit bisa lebih bagus |
![]() |
Mba dari tadi nongol mulu ga cape? |
![]() |
Dek, bilang sama mamak kau, celananya suruh benerin |
![]() |
Anak sekolah ini naik tebing udah kaya naik tangga, luwes |
![]() |
2 bocah tengil abis |
[UPDATE] : Sekarang Tebing Breksi sudah sangat jauh lebih bagus. Ada tangga untuk memudahkan akses ke puncak tebing dan ukiran-ukiran wayang pada beberapa sisi temboknya.
Candi Ijo
Fyuuhh… Finally, setelah banyak kejutan, sampai juga disini. Kira-kira 10 menit perjalanan dari Tebing Breksi. Akses jalannya nanjak terus, nggak terjal sih, tapi nggak mulus, nggronjal-nggronjal gitu. Nggak ada tiket masuk juga ke Candi Ijo ini. Pengunjung cuma diwajibkan isi buku tamu. Boleh kasih seikhlasnya, nggak juga nggak papa.
![]() |
We are students. Eternally. |
![]() |
Over exposure :( |
![]() |
She's actually a supermodel.... |
![]() |
.... but I'm telling you a lie |
![]() |
Ini awannya gemesin |
Candi Banyunibo
Deuh.. nggak ada habisnya deh Sleman ini. Ada lagi Candi Banyunibo. Kali ini akses jalannya gampang, nggak ada tanjakan karena cuma datar. Candi ini berada di tengah-tengah lahan sawah warga, bukan yang di tempat agak tinggi kayak candi-candi yang lain. Disini kami cuma mampir sebentar karena pertimbangan waktu.
![]() |
Di bawah jembatan itu ada sungai kecil, bunyi gemericik2 gitu |
Done 4 objek, kami mulai lelah. Kira-kira jam 12.00 tepat,
kami istirahat di masjid. Setelah sholat saya kaget bukan main mendapati
punggung tangan dan kaki super gosong. Begitupun muka, terutama hidung, ya maklum mancung, jadinya gampang tersengat matahari.
But show must go on. Masih ada satu obyek yang jadi menu
utama penasaran kami kali ini.
Candi Abang
Ini candi hits banget di kalangan anak muda. Rute ke Candi Abang juga gampang, stay aja di Jl Piyungan, sampai ketemu papan penunjuk Berbah ambil kanan (selatan).
Oh ya, di perjalanan menuju Candi Abang ini kami nemu papan penunjuk bertuliskan Domes Teletubbies yang bikin kami mengira bahwa Domes Teletubbies itu adalah Candi Abang. Karena tebakan yang sotoy mampus, tergiringlah kami ke Domes Teletubbies. Ternyata itu adalah desa wisata yang rumah warganya berbentuk setengah lingkaran kayak rumah Teletubbies, dibuat biar tahan gempa dan api. Kami nggak berhenti ketawa. Nebak sih nebak, tapi nggak ngasal juga. Akibat suka berimajinasi nih.
FYI, setelah penunjuk arah dari Jl Piyungan, nggak ada lagi
papan yang menunjukkan arah jalan ke Candi Abang. Jadi, sebaiknya pakai GPS
manual, Gunakan Penduduk Setempat. Nggak ada tiket masuk, cuma bayar parkir
aja. Dari tempat parkir, jalan sebentar menuju Candinya.
![]() |
Jalan kaki menuju candi |
![]() |
Jalan bebatuan dan lumayan licin |
Disebut Candi Abang karena Candi ini terbuat dari batu yang
seperti batu merah. Tapi jangan harap bisa nemuin candi di Candi Abang ini,
karena all you can see is green landmark kayak di New Zealand. Candinya sendiri
udah terkubur jadi gundukan bukit yang semacam bukit Teletubbies ini.
Matahari bersinar dengan garangnya. Panasnya super. Pas
berteduh sambil makan bekal, kami ngobrol sama Mbah Kakung yang ramah dan penuh
petuah. Beliau mengawasi kawasan ini, mana tau ada pengunjung yang melakukan
perbuatan terlarang. Dulu waktu Merapi erupsi, banyak warga yang kesini. Mungkin dari situ awalnya Candi Abang mulai tercium media. By the way, Mbah Kakung
ini care loh, selain nasehatin ini itu, setiap kali kami nanya, Mbah Kakung
juga balik nanya, nggak kayak gebetan kamu, jawab doang nanya balik enggak,
kayak interview. Eh.
Jam 15.00, kami menyudahi perjalanan kali ini. Kembali ke
Solo sambil hunting soto lagi ^^
Tips jalan murah membahagiakan:
Tips jalan murah membahagiakan:
- Pastikan partner jalan kamu nggak ribet.
- Kalau sekali waktu ngedapetin dia ribet sendiri, coba timpuk sekenceng-kencengnya
- Ekspektasi jangan ketinggian. Jangan banget pokoknya.
- Jangan kebanyakan ngeluh. Whining won't do any good. Mengeluh hanya boleh maksimal 3x
- Luwes. Sekiranya nangkep sesuatu yang menarik berhenti aja
- Banyakin ngobrol sama orang lokal atau sesama wisatawan. Serius ini bikin kita cheerfull meskipun cuma ngobrol basa basi
- Last but not least, JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN
_________________________________________________________________________________
5 komentar:
wah keren jalan-jalan yang asik yah mantap dah....
@angkisland makasi kunjungannya :) ini karena jogja punya buanyak banget tempat keren...
2 anak hilang sedang mencari pencerahan ini kayaknya ceritanya. semacam mau mencari tomsancong di dalam candi kalik ya ?? atau.... ah sudahlah. yg pasti Ratu Boko nya keren itu ^^v
@Thomas Adven enggak ada tomsancong di dalem candi nyet. ada juga wongyangyangan. ahaaa trimikiciww suhuu...
wah, kapan - kapan pengen ah main ke taman tebing breksi. keren banget kalo dilihat dari foto - fotonya :)
Posting Komentar