![]() |
Hari demi hari kami lewati dengan lobi sana-sini, prospek banyak orang, dan akhirnya seminggu setelahnya semuanya kelar. 10 orang terkumpul, 20 Oktober 2014 segala macam urusan DP agen dan booking tiket kelar. Tinggal menunggu hari H, dan here we go, kami bersepuluh (Saya, Tika, Iqun, Flow, Redi, Adit, Lia, Okta, Mr and Mrs. Endy) siap menjelajah Pulau Tidung.
Jumat, 7 November 2014
Jam 16.30 kami
berkumpul di Stasiun Jebres. Kereta yang sedianya berangkat jam 16.54, telat 30
menit. Jam 17.30 kereta baru jalan. Namanya juga kereta ekonomi, kami memaklumi
semua kekurangan yang ada. Mulai dari delay, berhenti lama nungguin eksekutif
lewat sampai toilet yang super jorok. Kami menerima apa adanya. Tuh, kereta aja
aku terima apa adanya, apalagi kamuuu. Oke ini basi.
Sabtu, 8 November 2014
Di tiket tertulis
kereta tiba jam 01.30. Namun kenyataannya, jam 03.00 kami baru menginjakkan
kaki di Stasiun Pasar Senen. Kasunyatan ncen pait. Saudaranya si Flo, Mas
Aris dan Mas Aji, yang bersedia jemput kami, sudah standby di depan stasiun. Tap
tap tap kami langsung cusss ke Muara Angke. Kira-kira 45 menit perjalanan Senen
– Angke, dengan traffic yang sepiiiii gilak.
Jam 04.00 kami tiba di meeting point, Pom Bensin Mura Angke yang tersohor
itu. Sembari menunggu tour guide kami, Mas Fuad, kami duduk-duduk di emperan
toko, selonjor-selonjor, jajan-jajan dan foto-foto!
Jam 05.00 kami jalan
menuju kapal, melewati gang becek, dan aroma yang….sedapnyyeeee…. :/ Di kapal
belum ada orang kecuali kami, ABK dan 3 penumpang lain. Untuk menghindari mabok
laut, kami memilih kabin paling atas. Ceileh, kabin… Disini, kami menunggu
lagi, dan delay lagi. Kapal yang dijadwalkan jam 7.00 berangkat, jam 8.00 baru
jalan. Kami sih santai, meskipun banyak penumpang yang mengeluh, banyak couple
yang memadu cinta di sekitar kami (jonesdetected), banyak orang-orang ngobrol
dengan bahasa yang nggak kami ngerti. Kan di pantai, jadinya kami santai. Kalau
udah di pulau, kami juga selau (???).
Oke kembali ke
perjalanan. Durasi nyebrang kira-kira 2,5 jam. Kebetulan saya duduk di pinggir,
bisa liat laut lepas. All I see is water, dan itu menakjubkan!
Jam 10.30, finally,
Tidung di depan mata! Turun kapal, sudah disiapkan sepeda mini buat jalan ke
penginapan. Yak, jadi moda transportasi kami disini adalah sepeda. Ada sih sewa
becak motor, tapi nggak seru ah, kayak nenek-nenek :D Kira-kira 10 menit kami
bersepeda dari dermaga ke penginapan. Welcome drink yang udah siap, langsung
kami sikat habis. Welcome drink nya enak loh, campuran arak sama Heineken. LOL.
Makan siang juga udah siap, nasi, sayur asem, ikan, ayam, sambel, buah, komplit dan enak.
Jam 13.30 jadwal
snorkeling. Kami sudah rapi kembali, cantik ganteng bersih wangi, udah kayak
mau ngemall. Padahal segala macem kecakepan, kulit cerah, badan bersih apalagi
bau wangi, akan sirna seketika dihapuskan air laut dan terik matahari dalam
hitungan menit. Trust me! Ini bukan magic!
Kami bersepeda dari
penginapan menuju bersandarnya kapal snorkeling, dermaga cinta. Di sebelah
dermaga cinta ini, ada jembatan cinta. Yang masih jadi pertanyaan sampai
sekarang adalah, kenapa semuanya dinamakan cinta? Apa pulau ini penuh cinta? Banyak
cupid? Atau banyak orang bercinta? Di sebelah mana orang bercintanya? Abaikan.
Lama di kapal, semakin
jauh dari dermaga, di tengah laut, cuma kapal kecil, kami mulai cemas, mau
dibawa kemana kami sebenarnya, nggak nyampe2. Istana bawah laut? Bikini bottom?
Rumah Sandy? Ohooo… ternyata di spot snorkeling sudah banyak orang-orang yang
juga pada snorkelingan. Maafkan kami yang suudzon ini ya Mas :D
Ngeliat hamparan air
laut sebegini luasnya saya jadi keder, nyali menciut, mau nyebur hayub-hayuben.
Dengan segenap kekuatan yang ada akhirnya saya nyemplung dan langsung dikerjain
sama cecunguk2 yang udah turun duluan, ditarik kesana, dijorokin kesini, digelempangin
kesana, ditambah lagi si Tika yang pegangan pelampung saya kenceng banget dan ngga mau lepas. Makin kederlah saya. Nyoba nenangin diri sendiri dan nenangin si
Tika yang udah jerit-jerit kayak badak mau beranak, itu ngga gampang. Beneran.
Beberapa
menit kemudian saya udah kalem, dan Tika juga udah diem, mulailah saya
snorkelingan. Ini kali pertamanya saya nyobain snorkeling. Berkali-kali keselek
dan mata kemasukan air, tapi itu ga menyurutkan niat saya untuk ngeliatin dasar
laut sana. Dan memang, keren!!! Cuma sayangnya ga bisa dapet foto bagus karena
ga berani lepas pelampung dan nyelem ke dalem. Gapapa sih, ntar bisalah dicoba
lagi ke Karimunjawa. Ahaha…
![]() |
Saya sedang dibuli Tika (Photo by Lia) |
![]() |
Safety riding (pake pelampung) |
![]() |
Underwater (Photo by Mas Mudi) |
![]() |
Yang ngga nyampe ke dasar (Photo by Mas Mudi lagi) |
Berhasil gosong |
![]() |
Tidung mendung luar biasa (Photo by Iqun) |
Jam 19.00, BBQ time… Kami
udah rapi jali lagi. Keadaan pulau udah kembali kondusif, udah ngga ada lagi
angin-angin gede. Mas Mudi bawain ikan tongkol dan cumi asap buat BBQan. Kami
pikir bumbu yang dipake asli bumbu BBQ. Ngga taunya cuma kecap sama cabe. Jadilah
dia bahan bully-an Ibu-Ibu.
“Harusnya ini dikasih
irisan bawang merah mas”
“Ho’o iki kudune dikeki brambang. Mudeng brambang pora? Trus dikek’i bumbu ulegan.”
“Gini doang mah ga enak mas.”
“Wis kui tongkole sesuk oseng-osengen wae Mas, diirisi Lombok ijo, kecap, sing pedes, dinggo sarapan,”
Dan kemudian Mas Mudi yang ngga bisa Bahasa Jawa mulai berkeringat dingin dan celingukan ngga jelas. Hahaha….
“Ho’o iki kudune dikeki brambang. Mudeng brambang pora? Trus dikek’i bumbu ulegan.”
“Gini doang mah ga enak mas.”
“Wis kui tongkole sesuk oseng-osengen wae Mas, diirisi Lombok ijo, kecap, sing pedes, dinggo sarapan,”
Dan kemudian Mas Mudi yang ngga bisa Bahasa Jawa mulai berkeringat dingin dan celingukan ngga jelas. Hahaha….
Minggu, 9 November 2014
Hoaaahhmm…. Jam 5.00
saya dan beberapa temen bangun buat sepedaan keliling pulau. Beberapa lainnya memilih
untuk tidur di homestay. Mereka kecapekan karena nggak bakoh, kurang asupan semen. Saya, Tika, Iqun dan Lia sepedaan menuju jembatan
cinta (lagi), penasaran dengan Pulau Tidung Kecil. Berjalanlah kami menyusuri
jembatan. Dari Tidung Besar ke Tidung Kecil, dan tentu, sambil groufie. Oh ya,
menurut informasi yang saya dapat, jarak Tidung Besar ke Tidung Kecil adalah
2,5 KM, so we’re totally fabulous! :D
![]() |
Available *uhuk* |
![]() |
Sepedaan di tengah jalan |
![]() |
Parkir sepeda di Jembatan Cinta |
Say good bye to Tidung.
See you in my honeymoon :D
Jam 12.30 kapal kami
sampai di pelabuhan. Beda dengan pelabuhan pada waktu kami berangkat, yang ini
lebih bersih, lebih luas, lebih rapih. Kata Mas Fuad pelabuhan yang beneran ya
yang ini, yang kemaren itu dermaga buat nelayan. Nah, karena mobil jemputan
standby nya di Pom Bensin yang tersohor itu, maka kami harus naik angkutan umum
semacem motor Tossa yang udah dimodifikasi jadi ojek yang bisa muat banyak
penumpang.
Jam 13.30 kami
meninggalkan Muara Angke, menuju rumah Mas Aris. Disana kami dijamu soto yang suegernya
luar biasa. *nulis sambil ngebayangin, kemudian ngiler*. Amazingnya, soto itu
buatan Mas Aris sendiri. Hebat!
Sudah kenyang, capek
hilang, Jam 16.30 kami berangkat menuju Kota Tua, ditemenin Mas Aji. Sayangnya
Kotu saat itu lagi pas rame banget, ada festival apaan ngga ngerti, crowded
mampus.
Jalan kesana kemari, kemudian kami mengantarkan Adit, Lia dan Okta ke Stasiun Gambir. Mereka balik duluan karena Senin nya Adit ga bisa cuti,
meskipun pada akhirnya dia nggak masuk juga sih. Hahaa.. Bocahgemblung.
![]() |
Kayak pasar |
Kereta kami berangkat
jam 22.30. Sambil menunggu, kami jalan dulu ke Monas. Ngapain? Kami manjat
disana. Iya, manjat Monas. Serius!
Senin, 10 November 2014
Selamat hari pahlawan,
kami masih di jalan… Dari balik jendela kereta saya melihat orang-orang memulai
aktifitasnya. Sekolah, bekerja, berdagang, pemandangan yang biasa, namun
menjadi luar biasa karena dilihat dari jendela kereta, di hari Senin pula.
Jam 7.00 kereta sampai
di Stasiun Tugu. Istirahat sebentar, lalu lanjut naik becak keliling Malioboro
yang masih sepi. Sepi dan mendung. Di cuaca seperti ini, spending time with him
will be great sebenernya. Tapi sayang… :D
Kelar becak-becakan dan
sarapan, kami kembali ke stasiun. Dengan kereta Prameks kami kembali ke Solo
Jam 11.30. Hi Solo,
we’re back with the new hope!
Informasi tambahan
Total biaya per orang IDR 500K, include :
- Tiket kereta Solo-Jakarta dan Jakarta-Jogja-Solo
- Paket Wisata @ 280K, dengan fasilitas : Kapal Feri Muara Angke – Tidung (PP), Penginapan AC, Makan 3x, Sepeda, Alat Snorkeling, Kapal Snorkeling, Guides, Bonus BBQ, Welcome drink, Kamera underwater, Asuransi jasa raharja (Info paket : www.rajawisatamurah.com)
- Transport dari Senen – Angke dan Angke-Kotu-Gambir-Senen
- Ojek tossa Pelabuhan – Pom bensin
- Makan di luar paket wisata
![]() |
Homestay yang kami tempati |
![]() |
View samping homestay + spot BBQ |
Jadi gimana? Ada
yang mau gabung dengan kami di trip murah selanjutnya? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar